Minggu, 11 Desember 2016

TEORI ESTIMASI


TEORI ESTIMASI
Oleh:

Diki Septyan 201466027
Dea Nabilah Safitri 201466036
Rahayu Danar Wigati 201466002
Yohana Melani 201466006
Ryantika Devi F 201466051

Kelompok 4



STATISTIK I
SESI - 11






A.     DISTRIBUSI POISSON
Di dalam mempelajari distribusi binomial kita dihadapkan pada probabilitas variabe random diskrit yang jumlah trialnya kecil (daftar binomial). Kalau ada suatu kejadian dengan probabilitas <<< dan menyangkut kejadian yang luas n >>> maka distribusi binomial tidak mampu lagi menentukan peluang variabel diskrit tersebut. Di sini distribusi Poisson dapat dipakai untuk menjelaskannya.
Distribusi poisson dipakai untuk menentukan peluang suatu kejadian yang jarang terjadi, mengenai populasi yang luas atau area yang luas dan juga berhubungan dengan waktu.
Contoh:
1.      Di suatu gerbang tol yang dilewati ribuan mobil dalam satu hari akan tejadi kecelakaan dari sekian banyak mobil yang lewat.
2.      Dikatakan bahwa kejadian seseorang akan meninggal karena shock pada waktu disuntik vaksi meningitis 0,0005. Padahal, vaksinasi tersebut selalu diberikan kalau seseorang ingin pergi haji.
Distribusi Poisson  merupakan fungsi probabilitas:
            μ=𝛌=n p= E (x) à nilai rata-rata
            e = konstanta = 2,71828
            x = variabel random diskrit (1,2,...,x)
            Contoh :
Seperti contoh di atas diketahui probabilitas untuk terjadi shock pada saat imunisasi dengan vaksi meningitis adalah 0,0005. Kalau disuatu kota jumlah orang yang dilakukan vaksinasi sebanyak 4.000. hitunglah peluang tepat tiga orang akan terjadi shock!
            Penyelesaian:
μ=𝛌 = n p = 4000 x 0,0005= 2
Penyelesaian ini dapat juga memakai tabel distribusi poisson
Baris    = μ=𝛌
Kolom             = X
Pada kasus kejadian binomial b (x, n, p) diaman n cukup besar dan p tidak terlalu kecil (tidak medekati 0 ... 1) tidak dapat disesuaikan dengan distribusi binomial ataupun poisson. Untuk itu dilakukan pendekatan memakai distribusi normal (Gauss).
B.     DISTRIBUSI NORMAL (Gauss)
Distribusi normal merupakan distribusi statistik yang amat penting. Distribusi ini pertama kali ditemukan oleh matematikawan asal Prancis, Abraham Demoivre  pada tahun 1733.
Berikut rumus eksponensial untuk distribusi normal:
Ciri khas distribuso normal
Distribusi probabilitas untuk variabel kontinu dengan puncak distribusi berada pada mean dan bentuk distribusi simetris, yang ditentukan oleh simpang bakunya, memiliki ciri sebagai berikut:
    Simetris
    Seperti lonceng
    Titik belok μ ±
    Luas dibawah kurva = probability =1
Fungsi atau f(x) distribusi kontinu akan selalu dapat dicari dengan persamaan fungsi kurva normal (secara integral), tetapi hal ini tidak praktis. Agar lebih praktis, telah ada tabel kurva normal dari suatu nilai yang dibatasi nilai tertentu.
Kurva normal standar mempunyai μ=0 dan = 1, di mana N (0,1).
C.     PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL KE DISTRIBUSI NORMAL
Di dalam mempelajari probabilitas suatu peristiwa yang jumlah (n) nya kecil dan nilai probabilitasnya antara 0-1, dilakukan perhitungannya memakai distribusi binomial, dan pada saat n sangat besar dan p kecil seklai perhiungannya kita pakai distribusi poisson. Apabila n cukup besar ( contoh n=100) sedang p antara 0-1, maka dapat dilakukan pendekatan distribusi normal. Suatu contoh probabilitas seorang suatu hari di puskesmas “PQR” dikunjungi 30 ibu hamil. Hitunglaj probabilitas dari ibu hamil tersebut yang menderita anemia:
1.      Kurang dari 10 orang
2.      Lebih dari 15 orang
Dari permasalahan di atas kita dapat menyelesaikannya dengan distribusi normal atau memperlakukan data distribsi diskrit tersebut dengan distribusi kontinu. Distribusi normal mempunyai dua parameter, yaitu rata-rata dan simpangan baku. Untuk data kategori ini nilai miean =np dan standar deviasi.
Mean = np      
Dari contoh permasalahan di atas kita ketahui:
N = 30
P= 0,4
Q = 1-0
1.      P(x<10) ditransformasikan ke nilai Z =
Jadi p(x<10) = 0,5 – 0,2703 = 0,2297
2.      P(x>15) ....
Jadi p(x>15) = 0,5-0,3665 = 0,1335
Untuk persyaratan distribusi binomial ke distribusi normal adalah apabila np 5 atau nq  5.[1]




[1] Luknis Sabri;Sutanto Priyo Hastono, Statistik Kesehatan, (Depok: PT. Rajagrafindo Persada, 2014), hal. 64-70 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar