Minggu, 13 November 2016

KONSEP PROBABILITAS 1


KONSEP PROBABILITAS 1
Oleh:

Vera Syam Yolanda 201266004
Diki Septyan 201466027
Dea Nabilah Safitri 201466036
Rahayu Danar Wigati 201466002
Yohana Melani 201466006
Ryantika Devi F 201466051

Kelompok 4



STATISTIK I
SESI - 11









A.     Pengertian Probabilitas
Probabilitas untuk keluarnya mata satu dalam pelemparan satu kali sebuah dadu adalah seperenam (1/6). Berapakah probabilitas seorang buruh yag bekerja pada suau pabrik dengan ruang kerja yang nilai ambang batas debunya sudah melebihi ketentuan?  Berapa peluang seseorang akan mengalami kecelakan saat melakukan pekerjaan di suatu work shop alat berat? Berapa peluang seorang anak yang sudah diimunisasi dengan BCG akan mendapatkan sakit TBC? Kata-kata demikian sepertinya sudah biasa dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam permasalahan kesahatan masyarakat.
Di dalam statistik dikenal beberapa konsep peluang atau probabilitas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, tetapi semuanya dipakai di dalam memahami arti probabilitas.

B.     Konsep-konsep Probabilitas
1.         Pandangan Klasik/Intuitif
Di dalam pandangan klasik ini probabilitas /peluang adalah harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa terjadi, diantara keseruluhan peristiwa yang mungkin terjadi :

Contoh :

a.       Sebuah uang mata logam mempunyai sisi dua (H dan T), kalau mata uang tersebut dilambugkan satu kali, peluang untuk keluar sisi H adalah ½.
b.      Sebuah dadu untuk keluar mata ‘lima’ saat pelemparan dadu tersebut satu kali adalah 1/6 (karena banyaknya permukaan dadu adalah 6).
Jadi, pendekekatan di dalam konsep klasik ini adalah matematis atau teoritis sehingga di dapatkan rumus :
 





P  =  Probabilitas
E  =  Event
X  =  Jumlah kejadian yang diinginkan (peristiwa)
N  =  Keseluruhan kejadian yanh mungkin terjadi
Contoh :

Didalam suatu pabrik (work shop) ada 30 wanita dan 70 laki-laki. Sehabis makan siang yang disediakan pabrik akan ditanyakan apakah makanan tadi cukup baik. Untuk itu akan diundi (diacak) siapa orang yang akan ditanyakan pendapatnya. Probabilitas akan terampil seorang buruh wanita adalah 30/100                 p (0,3).
Pandangan klasik ini walaupun perhitungannya tepat harus mempunyai syarat-syarat tertentu seperti kalau itu dadu maka dadu itu harus seimbang. Jadi, dalam peristiwa di alam sebenarnya sukar mendapatkan peristiwa yang persis sama denga teori klasik diatas.
2.         Pandangan Empiris/Probabilitas Relatif
Dalam pandangan ini probabilitas berdasarkan observasi, penagalaman, atau kejadian (peristiwa) yang telah terjadi.
Contoh :
·         Pelemparan 100 x coin                  59 x keluar sisi H, maka dikatakan P (H) = 59%
·         Dari 10.000 hasi suatu produksi, 100 rusak                  P (rusak) = 1% = 0,01
·         Distribusi relative
Upah (Rp. 1000)
Jumlah
%
200 – 499
90
30
500 – 749
165
55
750 – 999
45
15
 Kalau diambil secara acak satu orang probabilitas untuk terambil seseorang yang mempunyai upah antara 200 – 499 ribu rupiah adalah                  p (0,3).
P (E)  =  lim X / N
 
 


Pandangan klasik      
Hubungan antara hubungan klasik dan pandangan empiris
P (E) = X/N  dan P (E) = lim X/N akan sama besarnya bila N tak terhingga
 
 



3.         Pandangan Subjektif
Di dalam panadangan subjektif probabilitas  ditentukan oleh pembuat peryataan, misalnya serang buruh/karyawan meyakini bahwa kalau ada kesempatan untuk pendidikan lanjut, yang akan dikirim adalah dirinya (misal diyakininya 95% = 0,95).
Seorang direktur rumah sakit menyatakan keyakinannya (90%) bahwa rumah sakit yang dipimpinnya akan dapat swadana (break event point) lima tahun depan.
Kebenaran dari probabilitas subjektf ini sangat tergantung kepada orang yang menentukannya, tetapi walaupun demikian teori probabilitas dapat pembantunya.


D.        Unsur-unsur Probabilitas
Untuk membantu kita melihat dan menilai karakteristik pokok sekumpulan data, kita telah mempelajari bagaimana menyajikan dan meringkas data. Tujuan utama kita mempelajari data tidak hanya untuk menyajikan dan meringkas data, tetapi juga untuk melakukan analisis agar dapat menyerap informasi yang terkandung di dalam sampel data itu dan mengambil kesimpulan terhadap populasi yang merupakan asal-usul sampel tersebut. Dasar logika dari proses pengambilan inferensi statistic tentang suatu populasi dengan analisis data sampel adalah probabilitas. Sebagai contoh, probabilitas yang rendah menunjukkan kecil kemungkinan suau peristiwa akan terjadi.
Dalam mengambil kesimpulan atau informasi dari sekumpulan data perlu dilakukan percobaan atau sampel. Konsep probabikitas berhubungan dengan pengertian eksperimen (percobaan) yang menghasilkan hasil yang tidak pasti. Artinya, eksperimen yang diulang-ulang dalam kondisi yang sama akan menghasilkan “hasil” yang dapat berbeda-beda. Istilah eksperimen yang kita gunakan disini tidak terbatas pada eksperimen dalam laboratorium, tetapi eksperimen sebagai prosedur yang dijalankan pada posisi tertentu, di mana kondisi itu dapat diulang-ulang sebanyak kali pada kondisi yang sama, dan setelah selesai prosedur itu berbagau hasil dapat diamati. Eksperimen adalah proses pengumpulan data tentang suatu fenomena yang menunjukkan adanya variasi di dalam hasil.
           Beberapa contoh eksperimen adalah sebagai berikut.
    Eksperimen
Hasil
1)      Pengukuran Rx kimia
Lama Rx
2)   Interview petani
Jumlah produksi padi per Ha
3)   Hasil suatu produksi
Adanya produksi yang cacat
4)   Pemberian obat terhadapa penyakit
Lama penyembuhan
Sering kali tidak hanya tertarik dengan suatu hasil yang akan terjadi, tetapi apakah hasil tersebut termasuk dalam “himpunan hasil” tertantu. Berikut beberapa definisi dan contoh yang sering digunakan dalam proses eksperimen.
1.        Ruang Sampel
Ruang sampel adalah himpunan yang elemen-elemennya merupakan hasil yang mungkin terjadi dari suatu eksperimen. Ruang sampel ditulis denagn lambang S. Jika suatu eksperimen dimana a1,a2,a3,a4,a5,………….an  menunjukkan semua hasil yang terjadi, maka ruang sampel dituliskan sebagai berikut.
                                   S  = ( a1 , a2 , a3 , a4 , a5 ,………an )
2.        Titik Sampel
Titik sampel adalah semua elemen yang ada di dalam suatu ruangan sampel, yaitu               a1 , a2 , a3 , a4 , a5 ,………an

3.        Peristiwa/Kejadian/Event
Peristiwa adalah himpunan bagian dari suatu ruang sampel. Peristiwa di tulis dengan lambing huruf besar A, B, dan seterusnya dan dituliskan peristiwa yang mugkin muncul dalam hasil. Misalnya hanya aa4  sebagai hasil peristiwa, maka yang dituliskan :
A =  hasil yang diterima { aa4 }
Contoh penggunaan definisi diatas adalah sebagai berikut.
1)      Eksperimen                :  Pelemparan sebuah mata dadu
Hasil                           :  mata dadu yang Nampak
Ruang sampel :  S = (1, 2, 3, 4, 5, 6)
Suatu peristiwa           : A titik ganjil yang tampak { 1, 3, 5}
                                     B titik genap yang tampak { 2, 4, 6}
2)      Eksperimen                :  Pemilihan seorang mahasiswa FKM, dicatat IPK
Hasil                           :  Bilangan x yang besarnya anatara ) dan 4
Ruang sampel :  S = (0 ≥  X  ≤  4)
Suatu peristiwa           :  A IPK diatas 3….. = {3  <  X  ≤  4}
3)      Eksperimen                :  Empat pekerja sama-sama terkena pencemaran (polusi) udara
Hasil                           :  dicatat apakah jadi sakit S atau tidak sakit T
Ruang sampel             : {SSSS, SSST, SSTS, STSS, TSSS, SSTT, STST, STTS, TSST,   
                                     TSTS, TTSS, STTT, TSTT, TTST, TTTS, TTTT}
Suatu peristiwa           :  A semua pasien sembuh {SSSS}
                                      B ada dua orang yang sembuh {SSTT, STST, STTS, TSST,
   TSTS, TTSS}
Peristiwa-peristiwa baru dapat di bentuk dari peristiwa-peristiwa yang sudah ada dengan menggunakan tiga operasi dasar, yaitu union, interaksi, dam komplementasi yang timbul dari penggunaan kata-kata “atau”, “dan”, serta “tidak”. Berikut ini uraiannya lebih lanjut.
a).  Union peristiwa A dan B adalah himpunan semua elemen yang ada di dalam
himpunan A maupun B, ditulis A   B
b).  Interaksi dua peristiwa A dan B, ditulis A ∩ B adalah himpunan semua elemen yang ada
      di dalam A dan juga B
c).  Komplemen peristiwa A ditulis Ac, adalah himpunan semua elemen yang tidak di dalam
      A
E.        Asas Perhitungan Probabilitas
Nilai probababilitas yang dilambangkan dengan “P” berada antara nilai 0 dan 1. Rumusnya adalah sebagai berikut :
0        ≤   P   ≥   1
Nilai probabilitas selalu menghasilkan nilai yang positif, tidak pernah negative.
                                         P  (x/n) → bilangan positif ( + )
Misalnya probabilitas keluar angka ganjil dalam pelemparan dadu P  (ganjil/mata dadu) = 3/6
Asas dalam perhitungan probabilitas memiliki dua macam perhitungan, yaitu hukum pertambahan dan hokum perkalian. Biasanya dalam hokum pertambahan jika kita memerlukan probabilitas dalam dua peristiwa, kita menggunakan kata kunci “atau” pada kalimat pernyataan tersebut. Sebagai contoh, probabilitas untuk keluar mata 2 atau ata 5 pada pelemparan satu kali sebuah dadu. Sementara itu, hokum perkalian memiliki kata kunci “dan”. Sebagai contoh, sebuah dadu dan sebuah koin dilambungkan bersama-sama, berapakah peluang untuk terjadinya hasil lambungan sisi H pada koin dan sisi 3 pada dadu?
Berikut akan dijelaskan lebih lanjut asas perhitungan probabilitas dengan berbagai kondisi yang harus di perhatikan.
1.         Hukum Pertambahan
Dalam hokum pertambahan terdapat dua kondisi yang harus diperhatikan, yaitu apakah kedua peristiwa tersebut saling meniadakan atau dapat terjadi bersama. Kedua kondisi ini disebut sebagai peristiwa mutually exclusive ataupun non mutually exclusive.
a.          Kejadian mutually exclusive (peristiwa saling terpisah = disjoint )
Dua peristiwa dikatakan mutually exlusive apabila satu peristiwa terjadi akan meniadakan peristiwa yang lain untuk terjadi, atau dikatakan peristiwa tersebut saling meniadakan.
Contoh kejadian mutually exclusive adalah sebagai berikut :
1.      Permukaan sebuah koin,
2.      Permukaan dadu,
3.      Kelahiran anak laki-laki dan perempuan pada seorang ibu dengan kehamilan
   tunggal.
Untuk suatu kejadian mutually exclusive, peristiwa terjadinya A dan B merupakan gabungan antara peristiwa A dan peristiwa B (saling asing). Maka, probabilitas untuk kondisi seperti ini adalah penggabungan kemungkinan probabilitas keduanya.
Contoh :
1).   Probabilitas untuk keluar mata 2 atau mata 5 pada pelemparan satu kali sebuah dadu
       adalah :
               P ( 2 5) = P (2) + (5) = 1/6 + 1/6 = 2/6
2).   Ada 5 orang kandidat untuk dikirim ke tempat suatu kejadian luar biasa (KLB) diare
       (sebut saja A B C D E), tetapi yang akan dikirim hanya satu orang. Probabilitas
       (peluang) D atau E akan dikirim adalah :
               P (DE) = 1/5 + 1/5 = 2/5
b.      Peristiwa non mutually exclusive (joint)
Dua peristiwa atau lebih daoat terjadi bersama-sama (tetapi tidak selalu bersama)
Contoh peristiwa non mutually exclusive adalah sebagai berikut :
1.      Penarikan kartu as dan berlian
2.      Seorang laki-laki dan dokter
Untuk peristiwa non mutually exclusive, peristiwa terjadinya A dan B merupakan gabungan B. Akan tetapi, karena ada elemen yang sama dalam peristiwa A dan B, gabungan peristiwa A dan B perlu dikurangi peristiwa di mana A dan B memiliki elemen yang sama. Dengan demikian, probabilitas pada keadaan dimana terdapat elemen yang sama anatar peristiwa A dan B probabilitas A atau B adalah probabilitas A ditambah probabilitas B dan dikurangi probabilitas elemen yang sama dalam peristiwa A dan B.
Contoh :
Pada penarikan satu kartu dari satu set kartu bridge, peluang akan terambil kartu as atau berlian adalah :
P (as)           =   4/52
P (berlian)   =   13/52
Ada sebuah kartu as dan berlian : P (as ∩ berlian) = 1/52
P (as  berlian ) = P (as) + P (berlian) – P (as ∩ berlian) =
                           4/52    + 13/52         - 1/52            = 16/52
Berikut merupakan gambaran tigas peristiwa yang terjadi antara peristiwa A, B, C, dimana terdapat beberapa elemen yang sama antara A dan B, A dan C, begitu pula dengan B dan C. Antara A,B, dan C juga terdapat elemen yang sama sehingga untuk probabilitas A ditambah probabilitas B ditambah probabilitas C dikurangi probabilitas elemen yang sama antara A dan B dikurangi elemen yang sama antara A dan C dikurangi elemen yang sama antara B dan C dikurangi elemen yang sama antara A, B, dan C.[1]
2. Hukum Perkalian
Dalam hokum perkalian terdapat dua kondisi yang harus di perhatikan apakah kedua peristiwa tersebut saling bebas atau bersyarat. Dengan adanya peristiwa bebas dan peristiwa bersyarat, maka perhitungan probbialitas untuk peristiwa itu adalah hokum perkalian. Hokum perkalian sebenarnya untuk mengetahui probabilitas peristiwa joint (intersect= irisan) antara dua peristiwa. Berikut penjelasan dan contoh untuk kedua kondisi tersebut.
a.       Peristiwa bebas (independent)
Dua peristiwa dikatan bebas/independent apabila kejadian atau ketidak jadian suatu peristiwa tidak mempengaruhi peristiwa lain. Ini perlu di bedakan dengan mutually exclusive,pada independent suatu kejadian tidak akan mempengaruhi kepada lainnya, sedangkan pada mutually exclusive, dua kejadian tidak bisa muncul bersamaan.
Sebagai contoh, sebuah koin dilabungkan dua kali maka peluang keluarnya H pada lemparan pertama dan pada pelempar kedua saling bebas.
Contoh soal :
Sebuah dadu dilabungkan dua kali, peluang keluarnya mata 5 untuk kedua kalinya adalah:
Sebuah dadu dan sebuah koin di lambungkam bersama-sama peluang keluarnya hasil lambungan berupa keluarnya sisi H pada koin dan sisi 3 pada dadu adalah :

b.      Peristiwa tidak bebas (Conditional Probabiliuty = Peristiwa bersyarat)
Dua kejadian dikatakan bersyarat apabila kejadian atau ketidakjadian suatu peristiwa tidak berpengaruh terhadap peristiwa lainnya. Dua buah kartu ditarik dari set kartu bridge dan tarikan kedua tanpa memasukan kembali kartu pertama. Maka, probabilitas kartu kedua tergantung pada kartu pertama yang ditarik.
Simbol untuk peristiwa bersyarat adalah P (B/A)....... Probabilitas B pada kondisi A
Probabilitas bersyarat tidak terdapat pada peristiwa
P(A) = P (A/B)
P(B) = P (B/P)
Contoh soal:
Dua kartu di tarik dari satu set kartu bridge, peluang yang tertarik keduanya kartu as adalah sebagai berikut :
Peluang as I adalah 4/52                P(As I)= 4/52
Peluang as II adalah syarat as I sudah tertarik adalah3/51                  P(as II/as I) = 3/51
P(as I as II) = P(as I) x P(as II/as I)
                        = 4/52 x 3/51 = 1/221
Joint Probabilitas dan Marginal Probabilitas
Dalam keadaan sehari-hari dua variable yang elemennya joint (kejadian joint,patungaan,irisan,interaksi) dapat disusun dalam table yang disebut table kontingensi (table silang).
Pada keadaan seperti ini akan terdapat probabilitas joint dan probabilitas marginal.
Table 2.1
Umur
Wanita
Laki-Laki
Jumlah
<30 tahun
60
50
110
>30 tahun
80
10
90
jumlah
140
60
200
Probabilitas pengunjung wanita adalah 140/200 =0,7 (probabilitas marginal).
Probabilitas pengunujung berumur <30 th adalah110/200 = 0,55 (joint probabilitas= interaksi)
Nilai-nilai dari joint probabilitas dan probabilitas marginal setelah dihitung berdasarkan pengamatan pada table 2.1 dapat dilihat Tabel 2.2 dan Tabel 2.3
·         Joint probabilitas (Tabel 2.2) adalah nilai-nilai yang terdapat pada sel table 0,3;0,25;0,4 dan 0,05. Nilai 0,3 menggambarkan probablitas terdapatnya wanita yang bverumur di bawah 30 tahun. Nilai 0,25 menunjukan probablitas terdapatnya pria yang berumur di bawah 30 tahun Nilai 0,4 merupakan  probabilitas terdapatnya wanita yang berumur di atas 30 tahun. Nilai 0,05 menunjukan probabilitas terdapatnya pria yang berumur di atas 30 tahun.
Tabel 2.2
Umur
Wanita
Laki-laki
Jumlah
<30 tahun
O,3
0,25

<30 tahun
O,4
0,05

jumlah




·         Marginal probabilitas (table 2.3) adalah nilai-nilai yang terdapat pada jumlah perkolom dan perbaris seperti 0,7;0,3;0,55;dan 0,45 Nilai 0,7 menggambarkan probabilitas pengunjung wanita. Niali 0,3 menunjukan probabilitas pengunjung pria. Nilai 0,55 merupakan probabilitas pengunjung berumur dibawah 30 tahun. Nilai 0,45 menunjukan probabilitas pengunjung adalah di atas 30 tahun.
Tabel 2.3
Umur
Wanita
Laki-laki
Jumlah
<30 tahun


0,55
<30 tahun


0,45
jumlah
0,7
0,3
1

Probabilitas bersyarat bukan probabilitas joint
Peluang seorang pengunjung adalah wanita dengan syarat berumur <30 tahun adalah
P(W|berumur<30tahun)……. Ingat rumus probabilitas bersyarat
P(AB)= P(A) x P(B|A)              P(B|A)= P(AB)/P(A)
P(wanita berumur <30 th) = (60/200)/(140/200) = 60/140
F. Permutasi/Kombinasi
Dalam menghitung probabilitas dari beberapa kejadian . pertama kita harus mengetahui berapa kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut. Contoh terdapat pada diagram pohon di bwah ini, pada pelempar 2 kali 2 mata uang.berapa kemungkinan kombinasi dari kedua mata uang tersebut? H = head T = tail. Pada diagram pohon dibawah ini, Kemungkinan kombinasi duang mata uang tersebut adalah yang muncul empat macam: HH, HT, TH, TT
Diagram pohon

 



                                      H                                                               T

                                 H                   T                                         H                         T
                                 HH                HT                                      TH                       TT
DALIL I: (kaidah umum perdagangan)
Kalau suatu step (langkah) dalam suatu eksperimen menghasilkan (out come) k hasil yang berbeda dan step ke 2 menghasilkan m hasil yang berbeda, maka kedua langkaheksperimen akan menghasilkan k x m hasil.[2]
DALIL à Permutasi

            Urutan dipentingkan
P          : jumlah permutasi (urutannya dipentingkan)
n          : banyaknya objek
r           : jumlah anggota pasangan
!           : faktorial (3! = 3x2x1), 0!=1,1!=1
Contoh :
Ada tiga cara efektif untuk pengobatan pasien Ca(kanker) yakni desah (B), radiasi (penyinaran=P), dan kemoterapi (obat=O). Ada berapa carakah dapat diobati seseorang yang menderita Ca kalau kepada masing-masing pasien hanya dua macam terapi yang bisa diberikan.
Penyelesaian :
Untuk pengobatan ini urutan diperlukan karena seseorang yang mendapat terapi bedah dan penyinaran (B,P) akan berbeda dengan yang mendapat penyinaran lebih dahulu baru dibedah. (P,B).
Jadi, jumlah cara yang dapat dilaksanakan adalah (BP,BO,PB,PO,OB,OP)
DALIL III à Kombinasi
            Urutan tidak dipentingkan
C          : jumlah kombinasi (yang urutannya tidak penting)
n          : banyaknya objek
r           : jumlah anggota pasangan
contoh :
tiga orang pasien digigit ular dan dibawa ke puskesmas. Di puskesmas hanya tersedia 2 dosis anti racun ular. Berapa kemungkinan pasangan yang akan diberikan 2 dosis tersebut (pasien A,B,C)?
Penyelesaian :
2 orang yang berpasangan di sini, misalnya A dan B sama saja dengan B dan A. Jadi, di sini urutan tidak ada artinya. Maka dalam hal ini pasangan yang terjadi adalah
Mereka adalah: (AB, AC,BC)[3]



[1] Sabri LukniS dan Sutanto Priyo Harsono, Statistik Kesehatan,PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm 40.
[2] Ibid, hal. 48-55
[3] Ibid, hal 56-57

Tidak ada komentar:

Posting Komentar