|
KONSEP SAMPLING
|
Oleh:
Vera Syam Yolanda 201266004
Diki Septyan
201466027
Dea Nabilah
Safitri 201466036
Rahayu Danar
Wigati 201466002
Yohana Melani
201466006
Ryantika Devi F
201466051
|
Kelompok 4
STATISTIK
I
SESI - 11
|
|
|
A.
KONSEP SAMPLING
Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan
maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik
tertentu mengenai sekelompok subjek yang lengkap dan jelas.
Penelitian
yang menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel total atau sensus.
Sampel
ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik
tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling berguna agar:
·
Mereduksi
anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili populasinya
(refresenattif), sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat
dipertanggungjawabkan,
·
Lebih
teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak,
·
Menghemat
waktu, tenaga, biaya, menghemat benda coba yang merusak.
Beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai
berikut:
·
Tentukan
dulu daerah generalisasinya. Banyak penelitian menurun mutunya karena
generalisasi kesimpulannya terlalu luas. Penyebabnya ialah karena peneliti
ingin agar penelitiannya berlaku secara meluas dan menganggap sampel yang
dipilihnya sudah mewakili populasinya.
·
Berilah
batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat populasi. Populasi tidak harus
manusia. Populasi dapat pula berupa benda-benda yang akan dijadikan populasi
harus ditegaskan batas-batas karakteristiknya, sehingga dapat menghindari
kekaburan dan kebingungan.
·
Tentukan
sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi yang
dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi. Umpamanya
didapat dari dokumen-dokumen.
·
Pilihlah
teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan
penelitiannya.
·
Rumuskan
persoalan yang akan diteliti
·
Tentukan/cari
keterangan mengenai populasi yang akan diteliti
·
Definisikan unit-unit sampling yang akan diperlukan
·
Tentukan
unit sampling yang diperlukan
·
Tentukan
skala pengukuran yang akan dipergunakan
·
Cari
keterangan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas
·
Tentukan
ukuran sampel yang akan dianalisis
·
Tentukan
prosedur sampling apa yang akan dipergunakan
·
Tentukan
teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan
·
Tentukan
metode analisis apa yang akan dipergunakan
Sediakan sarana dan prasarana
yang diperlukan untuk penelitian[1]
|
B.
SYARAT-SYARAT SAMPEL IDEAL
Berdasarkan
alasan-alasan di atas, maka penarikan sampel dalam suatu penelitian harus dapat
menggambarkan popel dalam suatu penelitian harus dapat megambarkan populasinya
atau dengan kata lain karakter yang akan kita ukur di dalam sampel sama dengan
karakter populasi.
Sampel
yang ideal adalah yang memenuhi syarat-syarat berikut:
1.
Dapat
menghasilkan gambarakan karakter populasi yang tepat.
2.
Dapat
menentukan presisi (ketepatan) hasil penelitian dengan menentukan simpangan
baku dari taksiran yang di peroleh.
3.
Sederhana,
mudah dilaksanakan
4.
Dapat
memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin.
representatif
Sampel
Miniatur populasi
Jika syarat-syarat di
atas tidak dapat dipenuhi, ksimpulan yang digeneralisasikan untuk populasi akan
menjadi bias (bias conclusion).
C.
KERANGKA SAMPEL (SAMPLE FRAME)
Kerangka sampel adalah
daftar semua unsure sampel dalam populasi, misalnya jumlah penduduk di suatu
daerah kerja puskesmas, jumlah penderita AIDS di suatu daerah, daftar/buku
telepon, atau peta suatu wilayah. Daftar sampel ini harus up to date. Di Negara
berkembang hasil sensuspun kadang-kadang tidak dapat digunakan sehingga kalau
ada penelitian, peneliti membuat kerangka sampel sendiri agar pada saat
penelitian tidak mendapat kesulitan.[2]
D.
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLING
Teknik
pengambilan sampling dapat dilakukan dengan du acara yaitu:
1.
Teknik
Sampling Random (Probability Sampling)
Merupakan teknik pengambilan sampel secara acak
(random) yang dilakukan dengan cara undian, ordinal atau table bilangan random
atau dengan computer. Teknik sampling terdiri atas empat macam yaitu:
a.
Sampling
Random Sederhana (Simple Random Sampling)
Ciri utama sampel ini adalah setiap unsur dari
keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Caranya
ialah dengan menggunakan undian, ordinal, table bilangan random, atau computer.
Keuntungannya ialah anggota sampel mudah dan cepat diperoleh. Kelemahannya
ialah kadang-kadang tidak mendpaatkan data yang lengkap dari populasinya.
b.
Teknik
Sampling Bertingkat (Stratified Sampling)
Teknik ini disebut juga teknik berlapis, berjenjang,
dan petala. Teknik ini digunakan apabila populasinya heterogen atau terdiri
atas kelompok-kelompok yang bertingkat. Penetuan tingkat berdasarkan
karakteristik tertentu. Misalnya: menurut usia, pendidikan, golongan/pangkat,
dsb. Teknik ini akan semakin baik jika dilengkapi dengan penggunaan
proporsional, sehingga setiap tingkat diwakili oleh jumlah sebanding.
Stratified sampling yang dilengkapi dengan proporsial ini disebut proportional
stratified random sampling. Keuntungannya ialah anggota sampel yang diambil lebih
representative. Kelemahannya ialah banyak memerlukan usaha pengenalan terhadap
karakteristik populasinya.
c.
Teknik
Sampling Kluster (Cluster Sampling)
Teknik ini disebut juga teknik sampling daerah,
conditional sampling (restricted sampling). Teknik ini digunakan apabila
populasi tersebar dalam beberapa daerah, provinsi, kabupaten, kecamatan, dst.
Pada peta daerah diberi petak-petak dan setiap petak diberi nomor. Nomor-nomor
itu kemudian ditarik secara acak untuk dijadikan anggota sampelnya. Keuntungannya
ialah dapat mengambil populasi besar yang tersebar di berbagai daerah,
pelaksanaannya lebih mudah dan murah dibandingkan teknik lainnya. Kelemahannya
ialah jumlah individu dalam setiap pilihan tidak sama, ada kemungkinan penduduk
satu daerah berpindah ke daerah laintanpa sepengetahuan peneliti sehingga
penduduk tersebut menjadi anggota rangkap sampel penelitian.
d.
Teknik
Sampling Proporsional (Proportional
Sampling)
Teknik samplinh proporsional yaitu sampel yang
dihitung berdasarkan perbandingan. Misalnya populasi untuk A = 20, B = 50, C =
30. Jadi jumlah anggota populasi = 100. Sedangkan besar anggota sampel = 80
sehingga besar masing-masing sampel untuk A, B, dan C dapat dihitung sebagai
berikut:
∑ = 80
2.
Teknik Sampling Nonrandom
Teknik ini
terdiri atas tiga macam dengan uraian sebagai berikut:
a.
Teknik Sampling Kebetulan (Accidential Sampling)
Teknik ini
dilakukan apabila pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orang atau
benda yang kebetulan ada atau dijumpai. Misalnya kita ingin meneliti pendapat
masyarakat tentang kenaikan harga atau keluarga berencana, maka pertanyaan
diajukan kepada mereka yang kebetulan dijumpai dipasar atau ditempat-tempat
lainnya. Keuntungannya ialah murah, cepat dan mudah. Kelemahannya ialah kurang
representative.
b.
Teknik Sampling Bertujuan (Porpusive Sampling)
Teknik ini
digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan
penelitiannya. Sebagai contoh: untuk meneliti tentang peraturan lalu lintas,
maka hanya mereka yang memiliki SIM atau mereka yang tidak memiliki SIM saja
yang dijadikan anggota sampel. Keuntungannya ialah murah, cepat, mudah, serta
relevan dengan tujuan penelitiannya. Kerugiannya ialah tidak representative
untuk mengambil kesimpulan secara umum (generalisasi).
c.
Teknik Sampling Kuota (Quota Sampling)
Teknik ini
digunakan apabila anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dalam jumlah
tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu. Teknik sampling kuota sering
dikacaukan dengan teknik sampling bertujuan. Keuntungan dan kerugian teknik ini
ialah seperti halnya dengan teknik sampling bertujuan. [3]
[1] Prof. Dr. Husaini Usman,
M.Pd.,M.T.,R. Purnomo Setiady Akbar, S.Pd.,M.Pd., Pengantar Statistika, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008) hal. 181
Tidak ada komentar:
Posting Komentar