Minggu, 20 November 2016

KONSEP SAMPLING


KONSEP SAMPLING
Oleh:

Vera Syam Yolanda 201266004
Diki Septyan 201466027
Dea Nabilah Safitri 201466036
Rahayu Danar Wigati 201466002
Yohana Melani 201466006
Ryantika Devi F 201466051

Kelompok 4



STATISTIK I
SESI - 11









A.     KONSEP SAMPLING
Populasi  adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok subjek yang lengkap dan jelas.
Penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel total atau sensus.
Sampel ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling berguna agar:
·         Mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili populasinya (refresenattif), sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan,
·         Lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak,
·         Menghemat waktu, tenaga, biaya, menghemat benda coba yang merusak.
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai berikut:
·         Tentukan dulu daerah generalisasinya. Banyak penelitian menurun mutunya karena generalisasi kesimpulannya terlalu luas. Penyebabnya ialah karena peneliti ingin agar penelitiannya berlaku secara meluas dan menganggap sampel yang dipilihnya sudah mewakili populasinya.
·         Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat populasi. Populasi tidak harus manusia. Populasi dapat pula berupa benda-benda yang akan dijadikan populasi harus ditegaskan batas-batas karakteristiknya, sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.
·         Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi. Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.
·         Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitiannya.
·         Rumuskan persoalan yang akan diteliti
·         Tentukan/cari keterangan mengenai populasi yang akan diteliti
·         Definisikan  unit-unit sampling yang akan diperlukan  
·         Tentukan unit sampling yang diperlukan
·         Tentukan skala pengukuran yang akan dipergunakan
·         Cari keterangan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas
·         Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis
·         Tentukan prosedur sampling apa yang akan dipergunakan
·         Tentukan teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan
·         Tentukan metode analisis apa yang akan dipergunakan
Sediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk penelitian[1]
B.     SYARAT-SYARAT SAMPEL IDEAL
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka penarikan sampel dalam suatu penelitian harus dapat menggambarkan popel dalam suatu penelitian harus dapat megambarkan populasinya atau dengan kata lain karakter yang akan kita ukur di dalam sampel sama dengan karakter populasi.
Sampel yang ideal adalah yang memenuhi syarat-syarat berikut:
1.      Dapat menghasilkan gambarakan karakter populasi yang tepat.
2.      Dapat menentukan presisi (ketepatan) hasil penelitian dengan menentukan simpangan baku dari taksiran yang di peroleh.
3.      Sederhana, mudah dilaksanakan
4.      Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin.

representatif
Sampel
     Miniatur populasi
Jika syarat-syarat di atas tidak dapat dipenuhi, ksimpulan yang digeneralisasikan untuk populasi akan menjadi bias (bias conclusion).
C.     KERANGKA SAMPEL (SAMPLE FRAME)
Kerangka sampel adalah daftar semua unsure sampel dalam populasi, misalnya jumlah penduduk di suatu daerah kerja puskesmas, jumlah penderita AIDS di suatu daerah, daftar/buku telepon, atau peta suatu wilayah. Daftar sampel ini harus up to date. Di Negara berkembang hasil sensuspun kadang-kadang tidak dapat digunakan sehingga kalau ada penelitian, peneliti membuat kerangka sampel sendiri agar pada saat penelitian tidak mendapat kesulitan.[2]
D.     TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLING
Teknik pengambilan sampling dapat dilakukan dengan du acara yaitu:
1.      Teknik Sampling Random (Probability Sampling)
Merupakan teknik pengambilan sampel secara acak (random) yang dilakukan dengan cara undian, ordinal atau table bilangan random atau dengan computer. Teknik sampling terdiri atas empat macam yaitu:
a.       Sampling Random Sederhana (Simple Random Sampling)
Ciri utama sampel ini adalah setiap unsur dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Caranya ialah dengan menggunakan undian, ordinal, table bilangan random, atau computer. Keuntungannya ialah anggota sampel mudah dan cepat diperoleh. Kelemahannya ialah kadang-kadang tidak mendpaatkan data yang lengkap dari populasinya.
b.      Teknik Sampling Bertingkat (Stratified Sampling)
Teknik ini disebut juga teknik berlapis, berjenjang, dan petala. Teknik ini digunakan apabila populasinya heterogen atau terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat. Penetuan tingkat berdasarkan karakteristik tertentu. Misalnya: menurut usia, pendidikan, golongan/pangkat, dsb. Teknik ini akan semakin baik jika dilengkapi dengan penggunaan proporsional, sehingga setiap tingkat diwakili oleh jumlah sebanding. Stratified sampling yang dilengkapi dengan proporsial ini disebut proportional stratified random sampling. Keuntungannya ialah anggota sampel yang diambil lebih representative. Kelemahannya ialah banyak memerlukan usaha pengenalan terhadap karakteristik populasinya.
c.       Teknik Sampling Kluster (Cluster Sampling)
Teknik ini disebut juga teknik sampling daerah, conditional sampling (restricted sampling). Teknik ini digunakan apabila populasi tersebar dalam beberapa daerah, provinsi, kabupaten, kecamatan, dst. Pada peta daerah diberi petak-petak dan setiap petak diberi nomor. Nomor-nomor itu kemudian ditarik secara acak untuk dijadikan anggota sampelnya. Keuntungannya ialah dapat mengambil populasi besar yang tersebar di berbagai daerah, pelaksanaannya lebih mudah dan murah dibandingkan teknik lainnya. Kelemahannya ialah jumlah individu dalam setiap pilihan tidak sama, ada kemungkinan penduduk satu daerah berpindah ke daerah laintanpa sepengetahuan peneliti sehingga penduduk tersebut menjadi anggota rangkap sampel penelitian.
d.      Teknik Sampling Proporsional (Proportional Sampling)
Teknik samplinh proporsional yaitu sampel yang dihitung berdasarkan perbandingan. Misalnya populasi untuk A = 20, B = 50, C = 30. Jadi jumlah anggota populasi = 100. Sedangkan besar anggota sampel = 80 sehingga besar masing-masing sampel untuk A, B, dan C dapat dihitung sebagai berikut:
∑ = 80

2.      Teknik Sampling Nonrandom
Teknik ini terdiri atas tiga macam dengan uraian sebagai berikut:
a.       Teknik Sampling Kebetulan (Accidential Sampling)
Teknik ini dilakukan apabila pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan ada atau dijumpai. Misalnya kita ingin meneliti pendapat masyarakat tentang kenaikan harga atau keluarga berencana, maka pertanyaan diajukan kepada mereka yang kebetulan dijumpai dipasar atau ditempat-tempat lainnya. Keuntungannya ialah murah, cepat dan mudah. Kelemahannya ialah kurang representative.
b.      Teknik Sampling Bertujuan (Porpusive Sampling)
Teknik ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Sebagai contoh: untuk meneliti tentang peraturan lalu lintas, maka hanya mereka yang memiliki SIM atau mereka yang tidak memiliki SIM saja yang dijadikan anggota sampel. Keuntungannya ialah murah, cepat, mudah, serta relevan dengan tujuan penelitiannya. Kerugiannya ialah tidak representative untuk mengambil kesimpulan secara umum (generalisasi).
c.       Teknik Sampling Kuota (Quota Sampling)
Teknik ini digunakan apabila anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dalam jumlah tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu. Teknik sampling kuota sering dikacaukan dengan teknik sampling bertujuan. Keuntungan dan kerugian teknik ini ialah seperti halnya dengan teknik sampling bertujuan. [3]





[1] Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd.,M.T.,R. Purnomo Setiady Akbar, S.Pd.,M.Pd., Pengantar Statistika, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008) hal. 181
[2] Yusuf Tapehe, S.Si, Statistika dan Rancangan Percobaan, (Jakarta: Kedokteran EGC, 2015) hal. 56
[3] Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd.,M.T.,R. Purnomo Setiady Akbar, S.Pd.,M.Pd., Op.Cit., hal 182-186

Tidak ada komentar:

Posting Komentar